Melokalkan Hak Asasi Manusia Melalui Kepariwisataan Inklusif: Landasan Pembaharuan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan

Inna Junaenah

Abstract

West Java Province affects a Tourism Provincial Regional Regulation (Perda) of 2008.  Recently, the respected Perda remains down to date both in the regulatory reasoning and normative structure. Such a lacuna is due to the issuance of Tourism Law No. 10 of 2009, in which expression the philosophical base acknowledges tourism activities as a part of human rights. This is coupled with various renewals of the National Action Plan for Human Rights (RANHAM), Indonesia's commitment to the Sustainable Development Goals, and the New Urban Agenda 2016. All of those sharpen efforts to localize human rights through various sectors of development and community services. This study aims to identify the frameworks for the renewal of the respected Perda. Through the study of legal materials, documents, secondary data in, namely, “Neraca Satelit Pariwisata Jawa Barat 2019-2020”, this paper emphasizes the juridical, philosophical, and sociological reasonings on the need for the renewal of the Perda. These perspectives lead to the highlight of vulnerable groups as part of the inclusion of fulfilling socio-economic rights. Not only being the centre of attention for economic and cultural activities, but it is also time for a human rights perspective to be inseparable from the tourism sector.

 

Provinsi Jawa Barat (Jabar) telah memberlakukan Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur kepariwisataan sejak tahun 2008. Dengan berbagai perkembangan, Perda tersebut nampaknya menyisakan kesenjangan baik dari landasan-landasan pengaturannya maupun sistematisasi penormaan. Kesenjangan tersebut terjadi sejak keluarnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang di antara politik hukumnya sekaligus sebagai landasan filosofis adalah menempatkan wisata sebagai bagian dari hak asasi manusia. Hal itu ditambah dengan berbagai pembaharuan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM), komitmen Indonesia sebagai salah satu negara yang turut menargetkan Agenda 2030 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, disertai dengan Agenda Baru Perkotaan yang dideklarasikan tahun 2016. Kesemuanya menajamkan upaya melokalkan HAM melalui berbagai sektor pembangunan dan pelayanan masyarakat. Dalam kajian ini hendak diidentifikasi bagaimana  pokok-pokok kerangka pemikiran dapat ditawarkan untuk pembaruan Perda Jabar yang dapat direkomendasikan. Melalui studi bahan-bahan hukum dan berbagai dokumen, termasuk data sekunder berupa Neraca Satelit Pariwisata Jabar Barat 2019-2020, tulisan ini menggarisbawahi landasan-landasan yuridis, fislosofis, dan sosiologis sebagai alasan kebutuhan pembaharuan Perda tersebut. Kesemua persepektif tersebut mengarah pada perhatian terhadap titik berat kelompok rentan sebagai bagian dari inklusifitas pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya. Tidak hanya menjadi pusat perhatian kegiatan ekonomi dan kebudayaan, sudah saatnya perspektif HAM tidak terpisahkan dari sektor wisata.

Keywords

Inclusion, Tourism, Localizing Human Rights, West Java Provincial Regulation

Full Text:

PDF

References

Daftar Pustaka

Buku

DisparbudJabar. 2022. “Neraca Satelit Pariwisata Daerah (NESPARDA) 2019-2020.” Bandung.

Hashimoto, Atsuko, Elif Härkönen, and Edward Nkyi. 2020. Human Rights Issues in Tourism. 1st Editio. London: Earthscan.

KomnasHAM&ELSAM. 2017. “Rencana Aksi Nasional Bisnis Dan Hak Asasi Manusia.” Jakarta.

Parmjit Singh, Chan Yuen Fook, and Gurnam Kaur Sidhu. 2015. A Comprehensive Guide to Writing a Research Proposal. Surrey-Kuala Lumpur: Venton.

Saravanan, Mr. A., and Dr. Y. Venkata Rao. 2012. “Equitable Tourism Development: Need for Strategic Partnership” 2 (3).

Sibylle Baumgartner, and Matthias Leisinger. 2020. "Human Rights Impact Assessment Thailand & Myanmar". Swiss.

OHCHR. n.d. “Manual on Human Rights Monitoring Ch 20. Monitoring, Economic, Social and Cultural Rights.”

Artikel Jurnal

Andrianto, Tomy, and Gima Sugiama. 2016. “The Analysis of Potential 4A’s Tourism Component in the Selasari Rural Tourism,Pangandaran, West Java,” 138–44. https://doi.org/10.2991/atf-16.2016.21.

Baum, Tom, and Nguyen Thi Thanh Hai. 2020. “Hospitality, Tourism, Human Rights and the Impact of COVID-19.” International Journal of Contemporary Hospitality Management 32 (7): 2397–2407. https://doi.org/10.1108/IJCHM-03-2020-0242.

Gascón, Jordi. 2019. “Tourism as a Right: A ‘Frivolous Claim’ against Degrowth?” Journal of Sustainable Tourism 27 (12): 1825–38. https://doi.org/10.1080/09669582.2019.1666858.

Hernández, Javier. 2018. “The Voracity of Tourism and the Right To the City.” Revista Andaluza, 22–46. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.12795/RAA.2018.15.02.

Higgins-Desbiolles, Freya. 2020. “Socialising Tourism for Social and Ecological Justice after COVID-19.” Tourism Geographies 22 (3): 610–23. https://doi.org/10.1080/14616688.2020.1757748.

Jamal, Tazim. 2020. “Tourism Ethics: A Perspective Article.” Tourism Review 75 (1): 221–24. https://doi.org/10.1108/TR-05-2019-0184.

McCabe, Scott, and Anya Diekmann. 2015. “The Rights to Tourism: Reflections on Social Tourism and Human Rights.” Tourism Recreation Research 40 (2): 194–204. https://doi.org/10.1080/02508281.2015.1049022.

George, Babu P., and Vinitha Varghese. 2007. “Human Rights in Tourism : Conceptualization and Stakeholder Perspectives.” Electronic Journal of Business Ethics and Organization Studies 12 (2): 40–48. http://ejba.jyu.fi/.

Sandang, Yesaya. 2019. “Pengarusutamaan Prinsip-Prinsip Bisnis Dan Hak Asasi Manusia Bagi Sektor Pariwisata Di Indonesia.” Jurnal HAM 10 (1): 1. https://doi.org/10.30641/ham.2019.10.1-17.

Tóth, Géza, and Lóránt Dávid. 2010. “Tourism and Accessibility: An Integrated Approach.” Applied Geography 30 (4): 666–77. https://doi.org/10.1016/j.apgeog.2010.01.008.

Sumber internet

Ajat Sudrajat. 2022. “Pemprov Jabar Targetkan 36 Juta Kunjungan Wisatawan Di Tahun 2022.” Jabar.Antaranews. Com, 2022.

Anonim. 2014. “Warga Jawa Barat Harus Sadar Wisata.” Tribunjabar.Id, February 2014. https://jabar.tribunnews.com/2014/04/11/warga-jawa-barat-harus-sadar-wisata.

———. 2022. “Penyerahan Buku Neraca Satelit Pariwisata Daerah (NESPARDA) 2019-2020 Kepada Gubernur Ridwan Kamil,” 2022. https://jabar.bps.go.id/news/2022/01/28/356/penyerahan-buku-neraca-satelit-pariwisata-daerah--nesparda--2019-2020-kepada-gubernur-ridwan-kamil.html.

Syarifah, Fitri. 2019. “Mantap Jadi Provinsi Pariwisata, Jabar Rilis West Java Calender of Event 2019.” Liputan6.Com, 2019. https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3999210/mantap-jadi-provinsi-pariwisata-jabar-rilis-west-java-calender-of-event-2019.

Peraturan Perundang-undangan dan Instrumen Internasional

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2021 Tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2021 - 2025

Putusan MK Nomor 91/PUU-XVIII/2020 atas Pengujian Formil Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

UNGA. n.d. “Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development.” United Nation UN.70/1 (25 September 2015). Accessed October 25, 2018. https://www.un.org/ga/search/view_doc.asp?symbol=A/RES/70/1&Lang=E.

———. 2016. New Urban Agenda, Adopted by the United Nations General Assembly at Its Sixty-Eighth Plenary Meeting of the Seventy-First Session on 23 December 2016. United Nations General Assembly: United Nations General. https://www.un.org/en/development/desa/population/migration/generalassembly/docs/globalcompact/A_RES_71_256.pdf.