ASAS LEX SUPERIOR, LEX SPECIALIS, DAN LEX PESTERIOR: PEMAKNAAN, PROBLEMATIKA, DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENALARAN DAN ARGUMENTASI HUKUM
Abstract
Sistem hukum positif seringkali dihadapkan dengan persoalan konflik norma, yaitu terdapat dua atau lebih norma hukum yang saling bertentangan untuk satu objek pengaturan yang sama. Dalam situasi ini, mematuhi salah satu norma berakibat pada pelanggaran terhadap norma lainnya sehingga untuk dapat melaksanakan salah satu norma diperlukan adanya apa yang disebut sebagai derogasi atau peniadaan validitas norma lainnya. Untuk menentukan norma mana yang diutamakan, dalam praktik lazim digunakan asas lex superior derogat legi inferiori, lex specialis derogat legi generali, atau lex posterior derogat legi priori. Dalam tulisan ini akan dibahas pemaknaan, problematika, dan penggunaan asas tersebut sebagai alat penalaran dan argumentasi hukum dalam memecahkan persoalan konflik norma.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alexander Boer, Tom van Engers, dan Radboud Winkels, “Mixing Legal and Non-Legal Norms”, Legal Knowledge and Information Systems: JURIX (the Dutch Foundation for Legal Knowledge Based Systems) 2005: the eighteenth annual conference, diedit oleh Marie-Francine Moens & Peter Spyns, Amsterdam: IOS Press, 2005.
Alf Ross, On law and Justice, New Jersey: The Law Book Exchange Ltd., 2007.
Andrzej Malec, “Legal Reasoning and Logic”, Studies In Logic, Grammar And Rhetoric, Vol. 4 (17), 2001.
Arend Soeteman, Logic in Law: Remarks on Logic and Rationality in Normative Reasoning, Especially in Law, Dordrecht: Springer-Science+Business Media, 1989.
Bagir Manan, “Akibat Hukum di Dalam Negeri Pengesahan Perjanjian Internasional (Tinjauan Hukum Tata Negara),” Status Perjanjian Internasional dalam Tata Perundang-undangan Nasional: Kompilasi Permasalahan, Jakarta: Direktorat Perjanjian Ekonomi Sosial dan Budaya, Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Luar Negeri Departemen Luar Negeri RI, 2008.
Bagir Manan, Hukum Positif Indonesia, Yogyakarta, 2004.
Giovanni Sartor, “Normative Conflicts in Legal Reasoning,” Artificial Intelligence and Law 1, Dordrecht: Kluwer Academic Publishers, 1992.
Erich Vranes, Lex Superior, “Lex Specialis, Lex Posterior - Zur Rechtsnatur der “Konfliktlösungsregeln”, dalam Zeitschrift für ausländisches öffentliches Recht und Völkerrecht (Heidelberg Journal of International Law (HJIL), Vol. 65, 2005.
François Ost, translated by Iain Stewart, Legal System between Order and Disorder, Oxford: Clarendon Press, 2002.
Hans Nawiasky, “Positives und uberpositives Rechts”, Juristenzeitung, Vol. 9, No. 23/24, 10 Desember 1954.
Hans Kelsen, Allgemeine der Normen, Wien: Manz, 1979.
Hans Kelsen, Essays in Legal and Moral Philosophy (Hukum dan Logika), alih bahasa oleh B. Arief Sidharta, Bandung: Alumni, 2006.
Hans Kelsen, General Theory of Law and State, New York: Russel and Russel, 1971, diterjemahkan oleh Raisul Muftaqien, Teori Umum Tentang Hukum dan Negara, Bandung: Penerbit Nusa Media, 2008.
Hans Kelsen, General Theory of Norms, translated by Michael Hartney, Clarendon Press, Oxford, 1991.
Hans Kelsen, Pure Theory of Law, Berkely: University of California Press, 1978, diterjemahkan oleh Raisul Muttaqien, Teori Hukum Murni: Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif, Bandung: Penerbit Nusa Media, 2008.
Henry Prakken & Giovanni Sartor, Logical Models of Legal Argumentation, Dordrecht, Kluwer Academic Publishers, 1997.
Ibnu Sina Chandranegara, “Bentuk-Bentuk Perampingan dan Harmonisasi Regulasi,” Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, Vol. 26 No.3, September, 2019.
I.C. van der Vlies, Handboek Wetgeving, diterjemahkan oleh Linus Doludjawa, Jakarta: Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan HAM RI, 2005.
Jaap C. Hage, Reasoning with Rules: an Essay on Legal Reasoning and Its Underlying Logic, Dordrecht: Kluwer Academic Publishers, 1997.
Jerzy Stelmach & Bartosz Brożek, Methods of Legal Reasoning, Dordrecht: Springer, 2006.
Jimly Ashhidiqie, Perihal Undang-Undang di Indonesia, Jakarta: Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi, 2006.
Joel P. Trachtman, The Tools of Argument: How the Best Lawyers Think, Argue, and Win, South Carolina: CreateSpace Independent Publishing, 2013.
Jörg Kammerhofer, Uncertainty in International Law: A Kelsenian Perspective, London & New York: Routledge, 2010.
Kusnu Goesniadhie S., Harmonisasi Hukum dalam Perspektif Perundang-undangan (Lex Specialis suatu Masalah), Surabaya: JP Books, 2006.
Maria Farida Indrati S., Ilmu Perundang-undangan 1: Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan, Yogyakarta: Kanisius, 2007.
Merike Ristikivi, “The Position of Latin in the Development of Law,” Juridica International, X/2005.
Michal Araszkiewicz dan Krzysztof Pleszka, Logic in the Theory and Practice of Lawmaking, Springer International Publishing Switzerland, 2015.
Mochtar Kusumaatmadja dan Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum Buku 1, Bandung: PT. Alumni, 2009.
Robert W. Shaffern, Law and Justice from Antiquity to Enlightment, Maryland: Rowman and Littlefield Publishers, 2009.
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2012.
Shidarta dan Petrus Lakonawa, Lex Specialis Derogat Legi Generali: Makna dan Penggunaannya, https://business-law.binus.ac.id, diakses 4 Juni 2020.
Stanley L. Paulson dan Bonnie Litschewski-Paulson, Normativity and Norms: Critical Perspectives on Kelsenian Themes, Oxford University Press: 1999.
Theo Mayer-Maly, “Partes Iuris,” Critical Studies in Ancient Law, Comparative Law and Legal History, diedit oleh John W. Cairns dan Olivia F. Robinson, Oregon: Hart Publishing, 2004.
United Nations, Yearbook of the International Law Commission, 2006, vol. II, Part Two, New York and Geneva: United Nations, 2003.